NIM : 5213416029
Prodi : Teknik Kimia
PELATIHAN PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS
LASEM DALAM UPAYA PELESTARIAN BATIK DI KECAMATAN REMBANG SEBAGAI PERWUJUDAN
PILAR KONSERVASI SENI & BUDAYA
Pengertian Batik
Menurut Irwan
Tirta, Pengertian Batik adalah
teknik menghias kain atau testil dengan menggunakan lilin dalam proses
pencelupan warna, yang semua proses tersebut menggunakan tangan.
Pengertian Batik menurut Santosa Doellah, Batik adalah sehelai kain yang dibuat secara
tradisional dan terutama juga digunakan dalam matra tradisional, memiliki
beragam corak hias dan pola tertentu yang pembuatannya menggunakan teknik celup rintang dengan lilin batik sebagai bahan perintang warna. Oleh karena itu, sua tu kain dapat disebut batik apabila mengandung dua unsur pokok, yaitu jika memiliki teknik celup rintang yang menggunakan lilin sebagai perintang warna dan pola yang beragam hias khas batik.
beragam corak hias dan pola tertentu yang pembuatannya menggunakan teknik celup rintang dengan lilin batik sebagai bahan perintang warna. Oleh karena itu, sua tu kain dapat disebut batik apabila mengandung dua unsur pokok, yaitu jika memiliki teknik celup rintang yang menggunakan lilin sebagai perintang warna dan pola yang beragam hias khas batik.
Menurut Hamzuri, Pengertian Batik ialah lukisan
atau gambar pada mori yang dibuat dengan menggunakan alat bernama canting.
Orang yang melukis atau menggambar pada mori memakai canting disebut membatik.
Membatik ini menghasilkan batik yang berupa macam-macam motif dan mempunyai
sifat khusus yang dimiliki oleh batik itu sendiri.
Pengertian Batik menurut Afif Syakur adalah serentang warna yang meliputi proses
pemalaman (lilin), pencelupan (pewarnaan) dan pelorotan (pemanasan), hingga
menghasilkan motif yang halus yang semuanya ini memerlukan ketelitian yang
tinggi. (Afrillyanna Purba, Gazalba Saleh dan Andriana Krisnawati, 2005. Judul
: TRIPs-WTO dan Hukum HKI Indonesia. Yang Menerbitkan PT Rineka
Cipta : Jakarta.)
Di Indonesia terdapat berbagai macam jenis batik yang
bersala dari daerah yang berbeda. Contoh batik Pekalongan, batik Cirebon, batik
Solo, batik Lasem, dan lain-lain. Pada tiap daerah batik memiliki ciri khas
masing-masing terutama dalam coraknya. Salah satu yang sangat khas yaitu batik
Lasem. Batik Lasem merupakan batik yang berasal dari Kecamatan Lasem, Kabupaten
Rembang, Jawa Tengah.
(Sumber: www.sentrabatiklasem.com)
Batik Lasem pada warna dan motifnya memiliki ciri tersendiri. Ciri ini
menjadi khas karena batik Lasem dipengaruhi oleh budaya Cina yang mana dulu ada
banyak penduduk Cina yang berukim di Lasem. Batik ini memiliki ciri yang
identik pada pewarnaannya, seperti warna merah darah, hijau, biru, dan kuning. Batik Lasem Motif Cina, yakni Batik
Tulis Lasem yang motifnya dipengaruhi budaya China, bahkan unsur orientalnya
sangat kental dan dominatif, diantaranya:
1. Motif Fauna Cina plus non Cina.
Contoh motif fauna Cina : motif burung hong (phoenix)
yang dikenal sebagai Lok Can, naga (liong), kilin, ayam hutan, ikan emas,
kijang, kelelawar, kupu-kupu, kura-kura, ular, udang, kepeting, dsb. Motif
fauna Cina ini berkolaborasi dengan motif batik Jawa, seperti parang, udan
riris, kawung, kendoro kendiri, sekar jagad, anggur-angguran, dsb.
2. Motif Flora Cina plus motif non Cina
Motif flora Cina misalnya bunga seruni (chrysanthemum),
peoni, magnolia, sakura (cherry blossom), bamboo, dsb. Motif flora Cina ini
juga sering bersimbiosis mutualisme dengan motif batik Jawa.
3. Motif lain bergaya Cina selain flora
dan fauna plus motif batik non Cina.
Contoh motif lain( non flora fauna Cina) adalah kipas,
banji, delapan dewa (pat sian), dewa bulan, koin uang (uang kepeng).
4. Motif kombinasi Cina plus motif
batik non Cina
Maksud kombinasi motif disini adalah dalam satu Batik
Lasem keeleganan motif fauna dan flora Cina berbaur dengan keindahan
motif-motif batik Jawa.
Adanya
keempat jenis kategori motif Batik Lasem tersebut, memberikan kebebasan kepada
para pembatik Lasem dalam berkreasi. Mereka tidak terpaku pada pola motif baku
(pakem). Yang terpenting, improvisasi dan kreativitas pembatik Lasem selalu
tertantang untuk membuat batik yang bermotif unik dan khas, sehingga bernilai
artistik estetik yang tinggi.
Motif Laseman
Kesemua jenis motif tersebut, motif non Cina dan Cina,
disebut motif Laseman. Selama ini motif Cina-lah yang dikenal sebagai motif
Laseman. Namun berdasarkan pertimbangan sosiologis historis berupa interaksi
budaya lintas Cina Jawa di Lasem, diusulkan motif non Cina juga dapat
dipromosikan bersama motif Cina yang sudah ada sebagai motif Batik Laseman.
Pada tahun 2013, Indonesia telah mengimpor
batik sebesar 282 ton dari berbagai negara dengan nilai mencapai US$5,2 miliar (BPS).
Ini menjadi hal yang sangat ironis ketika Indonesia yang merupakan pemilik
batik sebagai budaya nasional yang telah diakui oleh dunia namun mengimpor
batik buatan dari Cina. Hal ini perlu diperhatikan dan ditanggapi lebih lanjut
karena bisa sangat berpengaruh terhadap keberadaan batik pada masa yang akan
datang. Ini menjadi sebuah permasalahan yang dikarenakan kurangnya sosialisasi
serta pelatihan bagaimana membuat batik. Di era modern, masyarakat sudah sangat
jarang yang tahu bahkan bisa tentang bagaimana proses membatik. Proses membatik
yang rumit serta membutuhkan waktu yang sangat lama membuat masyarakat menjadi
sulit mengerti akan bagaimana itu membatik. Ditambah lagi dengan tidak adanya
pelatihan proses membatik secara jangka panjang untuk masyarakat secara luas
dan merata.
Berdasarkan salah satu poin dadi pilar
konservasi Universitas Negeri Semarang yaitu Seni dan Budaya, untuk meningkatkan
pengetahuan akan proses pembuatan batik sekaligus dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya menjaga dan ikut berpartisipasi dalam pelestarian
batik Lasem, dapat dibantu dengan adanya pelatihan proses pembuatan batik Lasem
kepada masyarakat Rembang. Yang mana pelatihan ini terfokus sebagai pengabdian
terhadap masyarakat di kecamatan Rembang.
KONSEP PELAKSANAAN
Pelatihan ini dilakukan dengan sasaran untuk
masyarakat umum dan golongan muda. Karena dengan masyarakat umum akan lebih
mudah dalam menerima pelatihan. Untuk golongan muda terutama pelajar, memang
pada dasarnya di sekolah-sekolah baik menengah pertama maupun menengah atas
sudah diajarkan bagaimana membatik. Namun hal tersebut tentu saja kurang untuk
proses mendetail dalam membatik. Hal ini dikarenakan jam pelajaran sekolah yang
terbatas. Oleh karena itula pelatihan ini menjadi sebuah solusi yang cukup
efektif.
Konsep pelatihan proses membatik ini
dilakukan dengan menghadirkan satu tutor yang sudah berpengalaman untuk
membimbing masyarakat dalam belajar membatik. Konsep ini diberlakukan untuk
tiap desa di kecamatan Rembang. Konsep ini dirintis untuk skala kecamatan
dengan melakukan koordinasi dengan pedesaan. Perintisan dilakukan hanya di
kecamatan Rembang terlebih dahulu dengan alasan kecamatan Rembang merupakan
pusat dari Kabupaten rembang. Sehingga apabila terlaksana dengan baik dapat menular
ke kecamatan yang lain. Langkah dalam konsep ini yaitu mulai dari pengenalan
awal tentang batik Lasem hingga ke proses pembuatan menjadi sebuah produk jadi.
Konsep ini cukup sederhana, namun apabila
dijalankan dengan baik akan dapat menghasilkan sebuah hasil yang cukup
signifikan terhadap pelestarian batik Lasem, yang mana sangat sesuai dengan
pilar konservasi seni dan budaya.
Tahap pelatihan:
a.
Pengenalan
awal tentang batik Lasem
b.
Pelatihan
pembuatan desain pola/moitf batik (molani)
Pada proses ini dilakukan pembelajaran
bagaimana melakukan pembuatan motif pada kain dan bagaimana motif batik Lasem
yang menarik
c.
Pelatihan
untuk melukis dengan menggunakan malam (lilin) dengan mengikuti pola yang telah
dibuat
d.
Pelatihan
pewarnaan kain
Menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan
tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas
untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan
kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
e. Pelatihan proses nglorot
hingga tahap akhir yaitu pencucian
Pelatihan disesuaikan seperti proses pembuatan batik
pada umumnya. Pelatihan dilakukan tahap demi tahap agar masyarakat lebih tahu
secara mendetail bagaimana proses membatik dengan lebih jelas.
MANFAAT
Manfaat yang didapat adalah masyarakat
dapat mengetahui bagaimana proses membuat batik Lasem dan memperluas wawasan
terhadap pentingnya pelestarian batik Lasem. Sekaligus juga menanamkan kepada
masyarakat untuk bagaimana bisa mempublikasikan tata cara membatik. Publikasi
ini harapannya dapat menjadi berantai sehingga akan timbul keinginan dalam
masyarakat luas untuk membatik. Sehingga dapat menjadi jalan untuk melestarikan
batik dan mengakrabkan bagaimana proses membatik di masyarakat secara luas.
0 komentar:
Posting Komentar