SMA NEGERI 2 SALATIGA SEBAGAI SEKOLAH ADIWIYATA
(SEKOLAH BERWAWASAN LINGKUNGAN)
Disusun
Oleh:
Nama
: Andry Irawan
NIM
: 4101416048
Sampah
telah menjadi sebuah permasalahan di Indonesia. Bukan hanya kota besar, kota-kota kecil pun semakin hari
semakin dipusingkan oleh sampah dan pengelolaannya. Semakin hari, sampah
bukannya semakin berkurang justru sebaliknya semakin menumpuk dan bertambah.
Apa sebabnya? Mungkin pola pikir kita yang perlu dibenahi. Atau gaya hidup kita
yang mesti dirubah.
Gaya
hidup dan pola pikir kita terhadapat sampah mesti dibenahi atau bahkan dirubah.
Jangan menuliskan kalimat “Buanglah
sampah pada tempatnya.” Karena itu tidak terbukti menyelesaikan
permasalahan sampah. Kurangi sampah dan lakukan daur ulang sampah. Perubahan
kecil dalam gaya hidup dan pola pikir ini akan memberikan dampak yang
signifikan bagi penanganan masalah sampah dan pengelolaan sampah disekitar
kita.
Sekolah
sebagai suatu institusi tidaklah berdiri sendiri karena sekolah terkait erat
dengan nilai, budaya dan kebiasaan yang hadir di masyarakat. Sekolah merupakan
ujung tombak proses modernisasi (agent of change) yang diupayakan melalui
kebijakan pemerintah. Produk dari sebuah sekolah harus berupa lulusan yang
memliki kompetensi unggul agar mampu menghadapi kompetisi di jenjang pendidikan
yang lebih tinggi atau “di pasar” tenaga kerja.
Menurut
Ki Hajar Dewantara “pedidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan
tumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh
anak. Secara umumnya pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang
dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi
peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita
pendidikan.
Sekolah
merupakan tempat yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai konservasi, karena
didalamnya siswa dapat diajarkan cara memelihara, mengawetkan, merawat,
menambah, mengadakan, memperbaiki untuk keselamatan lingkungan. Untuk
menanamkan nilai-nilai konservasi perlunya adanya penataan lingkungan sekolah.
Penaataan ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang asri, sejuk, bersih,
sehat dan dapat mendukung proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Lingkungan
sekolah yang kondusif sangat di perlukan dalam menghasilkan proses belajar yang
nyaman. Lingkungan sekolah yang kondusif akan ikut mendorong terwujudnya pola
hidup bermutu yang saat ini sangat diperlukan dalam meningkatkan produktivitas
pendidikan.
SMA
Negeri 2 Salatiga merupakan salah satu sekolah adiwiyata di Salatiga yang
menerapkan penghijau di lingkungan sekolahnya. Penghijauan tidak hanya menanam
pohon, dengan membersihkan setiap ruangan dan lingkunagan sekitar sekolah,
serta membuang sampah pada tempatnya dan juga memanfaatkan atau mengolah sampah
termasuk penghijauan. Salah satu cara yang dilakukan adalah menyediakan tong
sampah disetiap ruangan kelas dan lingkungan sekolah.
Di SMA Negeri 2 Salatiga diterapkan
sitem pemilahan sampah menjadi 6 macam. Dalam pemilahan sampah ini,
sampah-sampah dipilah berdasarkan jenis-jenis sampah yaitu:
2.
Sampah organik yang berupa dari sayur daun dan buah.
3.
Sampah oraganik yang berupa sisa makanan.
4.
Sampah kertas yang berupa kardus, koran, pensil.
5.
Sampah B3 (bisket, batu neon, batu baterai).
6.
Sampah Residu yang berupa pembalut, popok, permen.
Di
lingkungan sekolah banyak tanaman yang dirawat, dijaga serta dilestarikan. Di
halaman sekolah pun banyak terlihat banyak pepohonan. Dan untuk memaksimalkan
halaman sekolah yang sempit maka dibuatlah vertikal garden, yaitu tanaman yang
ditanam didalam pot atau paralon yang disusun secara bertingkat, ada juga taman
gantung sebagian yang menggunakan botol bekas dan kemudian ditempelkan pada
dinding sekolahan.
SMA
Negeri 2 Salatiga juga mengolah sampah dari yang dulunya hanya dibuang begitu
saja kini sampah tersebut mempunyai nilai. Seperti sampah organik, di SMA
Negeri 2 Salatiga sampah organik dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan lubang
biopori. Selain untuk dijadikan bahan dalam pembuatan lubang biopori, SMA
Negeri 2 Salatiga mempunyai Rumah Kompos,
sehingga sampah organik juga dapat dijadikan sebagai kompos atau pupuk. Disebelah rumah kompos juga terdapat Rumah
Sampah yang digunakan sebagai tempat mengolah sampah anorganik menjadi suatu
karya seperti pakaian yang digunakan untuk pameran, tempat lampu tidur,
miniatur kapal dan masih banyak lagi yang lainnya.
Daftar Pustaka
Hadarti, Puji,
dkk. 2016. Buku Ajar Pendidikan
Konservasi. Semarang: Unnes.
Munib, Akhmad,
dkk. 2016. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang
: Unnes.
Sutomo, dkk.
2016. Manajemen Sekolah. Semarang :
Unnes.
0 komentar:
Posting Komentar