Nama : Andre Dianata Hogi Kusuma
NIM : 5213416050
Prodi : Teknik Kimia
PEMBANGUNAN
RUMAH SAMPAH UNTUK ANORGANIK (RUSA UNIK) SEBAGAI UPAYA PENANGANAN SAMPAH
ORGANIK
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Terkait dengan UU NO. 18 Tahun 2008 secara eksplisit juga dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak dan kewajiban dalam pengelolaan
sampah. Dalam hal pengelolaan sampah pasal 12 dinyatakan, bahwa setiap orang wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara berwawasan lingkungan.
Pertambahan jumlah
penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan
jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap
berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau
kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi
yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan sampah
memerlukan pengelolaan.
Namun sayangnya yang
terjadi di Indonesia khususnya di daerah perkotaan adalah pengelolaan sampah
yang terkesan sangat minim. Indonesia yang tergolong dalam negara
berkembang belum memiliki sistem
pengelolaan sampah yang baik. Hal ini disebabkan karena teknologi yang belum
secanggih negara maju dan kebiasaan masyarakat yang masih acuh tak acuh
terhadap kebersihan lingkungannya. Begitu pun pengelolaan sampah di daerah,
yang tidak bisa berbuat banyak. Pengelolaan di daerah umumnya hanya mencakup
pada metode pembuangan dan penimbunan darat, daur ulang pun masih dilakukan
dalam skala kecil atau rumah tangga. Hal inilah yang menjadi masalah utama seperti bencana banjir, longsor
dan wabah penyakit.
Pengelolaan sampah yang
tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan
selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan
sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungan pemukiman,
hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Beberapa usaha yang
telah berlangsung di TPS untuk mengurangi volume sampah, seperti telah
dilakukan pemilahan oleh pemulung untuk sampah yang dapat didaur ulang. Ini ternyata sebagai mata pencaharian untuk
mendapatkan penghasilan. Terhadap sampah
yang mudah busuk telah dilakukan usaha pengomposan. Namun usaha tersebut masih menyisakan sampah
yang harus dikelola yang memerlukan biaya yang tinggi dan lahan luas.
Penanganan sisa sampah di TPS sampai saat ini masih dengan cara pembakaran di
tempat terbuka dan pembusukan secara
alami. Hal ini menimbulkan permasalahan
baru bagi lingkungan, yaitu pencemaran tanah, air, dan udara.
Berdasarkan asalnya,
sampah padat dapat digolongkan sebagai:
1. Sampah
Organik
Sampah Organik terdiri
dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau
dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan
mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur,
sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
2. Sampah
Anorganik
Sampah Anorganik berasal
dari sumber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari
proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik
dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan
oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang
sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol,
botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
Sampah Anorganik yang
tidak diolah dengan baik akan berdampak negatif terhadap lingkungan yang akan
membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat seperti
pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana, Pembuangan sampah
Anorganik ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi
fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain. dan
juga sampah Anorganik dapat memberikan dampak negatif terhadap estetika
lingkungan.
Oleh karena itu, dengan
pembangunan Rumah Sampah Untuk Anorganik (RUSA UNIK) sendiri berada di dekat TPS dimana lokasi
penimbunan sampah berada dan yang bergerak dalam pemanfaatan sampah anorganik, baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat mengurangi jumlah sampah anorganik.
Pemanfaatan secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku
dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan secara tidak
langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran
bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.
Rumah Sampah Untuk Anorganik (RUSA UNIK) tidak hanya bergerak dalam pemanfaatan sampah saja, namun juga bergerak di
bidang pembelajaran kepada masyarakat dalam hal pemilahan sampah anorganik dan
sampah organik yang tujuannya untuk mempermudah Rumah Sampah Anorganik untuk melakukan
pengolahan dan pemanfaatan sampah anorganik. Lalu, dengan adanya RUSA UNIK, pemulung yang biasanya memulung sampah anorganik bisa meningkatkan penghasilan dengan bekerja menjadi pegawai di Rumah Sampah Anorganik karena
Rumah Sampah Anorganik membutuhkan pegawai yang bertugas untuk mengumpulkan
sampah anorganik di tempat sampah yang ada di rumah – rumah warga.
Untuk pengolahan
sampahnya Rumah Sampah Anorganik menggunakan metode daur ulang Beberapa limbah
anorganik yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang, misalnya plastik,
gelas, logam, dan kertas.
1. Sampah plastik
Sampah plastik didaur
ulang menjadi barang yang fungsinya sama dengan fungsi semula maupun digunakan
untuk fungsi yang berbeda. Misalnya ember plastik bekas dapat didaur ulang dan
hasil daur ulangnya setelah dihancurkan dapat berupa ember kembali atau dibuat
produk lain seperti sendok plastik, tempat sampah, atau pot bunga. Plastik dari
bekas makanan ringan atau sabun deterjen dapat didaur ulang menjdai kerajinan
misalnya kantong, dompet, tas laptop, tas belanja, sandal, atau payung. Botol
bekas minuman bisa dimanfaatkan untuk membuat mainan anak-anak. Sedotan minuman
dapat dibuat bunga-bungaan, asbak, pot, bingkai foto, taplak meja, hiasan
dinding atau hiasan lainnya.
2. Sampah logam
Sampah dari bahan logam seperti besi, kaleng,
alumunium, timah, dan lain sebagainya dapat dengan mudah ditemukan di
lingkungan sekitar kita. Sampah dari bahan kaleng biasanya yang paling banyak
kita temukan dan yang paling mudah kita manfaatkan menjadi barang lain yang
bermanfaat. Sampah dari bahan kaleng dapat dijadikan berbagai jenis barang
kerajinan yang bermanfaat. Berbagai produk yang dapat dihasilkan dari limbah
kaleng di antaranya tempat sampah, vas bunga, gantungan kunci, celengan, gif
box dll.
3. Sampah Gelas atau
Kaca
Sampah gelas atau kaca
yang sudah pecah dapat didaur ulang menjadi barang-barang sama seperti barang
semula atau menjadi barang lainseperti botol yang baru, vas bunga, cindera
mata, atau hiasan-hiasan lainnya yang mempunyai nilai artistik dan ekonomis.
4. Sampah kertas
Sampah dari kertas
dapat didaur ulang baik secara langsung ataupun tak langsung. Secara langsung
artinya kertas tersebut langsung dibuat kerajinan atau barang yang berguna
lainnya. Sedangkan secara tak langsung artinya kertas tersebut dapat dilebur
terlebih dahulu menjadi kertas bubur, kemudian dibuat berbagai kerajinan. Hasil
daur ulang kertas banyak sekali ragamnya seperti kotak hiasan, sampul buku,
bingkai photo, tempat pinsil, dan lain sebagainya.
Dengan diberlakukannya
UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah maka diperlukan usaha dan
kesadaran akan pemanfaatan dan
pengelolaan sampah yang baik dan tepat untuk dikembangkan di setiap lingkungan
masyarakat sehingga kualitas kesehatan,
kualitas lingkungan dapat ditingkatkan serta sampah dapat menjadi sumberdaya
yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dalam pemanfaatan dan
pengelolaan sampah harus melibatkan berbagai komponen masyarakat dan memperhatikan karakteristik sampah,
karakteristik lingkungan serta keberadaan
sosial-budaya masyarakat setempat. Sampah anorganiklah yang sangat
berbahaya bagi kehidupan lingkungan.
Berdasarkan hasil
pembahasan di atas bahwa pada intinya pembangunan Rumah Sampah Untuk Anorganik tidak bisa
dilakukan dengan sempurna tanpa bantuan dari pemerintah dan masyarakat sekitar
karena faktor biaya yang menjadi kendala utamanya dan juga yang paling penting
adalah untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan dan peran serta
masyarakat dalam pemanfaatan dan pengelolaan sampah rumah tangga, dimana
kedepannya dapat mengurangi penimbunan sampah yang berlebih.
0 komentar:
Posting Komentar